Bahasa Inggris Sekedar Bahasa?

Sebuah posting di Threads mengatakan: “Bahasa Inggris itu hanya sekedar bahasa. Kita tidak usah memuji-muji orang Indonesia yang bisa berbahasa Inggris.”

Perkara puji-memuji biarlah itu menjadi urusan penulis lain. Yang ingin saya soroti adalah frasa “sekedar bahasa”. Betulkah bahwa bahasa Inggris, khususnya di Indonesia ini, hanyalah “sekedar bahasa?”

Sebenarnya, kurang tepat kalau ia hanya dikatakan “sekedar bahasa.” Tahukah Anda bahwa di balik penguasaan bahasa Inggris oleh seseorang, terdapat fakta ini:

Pertama, dia sudah menghabiskan, atau menggunakan, sekitar 700 an jam untuk bisa menguasai bahasa Inggris. Jarak yang lumayan lebar antara bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris membuat perbedaan-perbedaan antara keduanya menjadi cukup sulit untuk diatasi. Orang yang sudah bisa berbahasa Inggris setidaknya berhak diapresiasi karena dia sudah mampu mengatasi perbedaan itu sehingga bisa berbahasa Inggris dengan fasih dan benar.

Kedua, dia pasti sudah mampu mengalokasikan sebagian uangnya untuk mengikuti kursus bahasa Inggris dan membeli materi ajarnya. Kemampuan ini mencerminkan pengalokasian dana pribadi yang tepat, atau mencerminkan keunggulan finansialnya. Satu lagi poin plus yang ada pada diri seseorang yang sudah mahir berbahasa Inggris.

Ketiga, orang ini juga pasti sudah melakukan upaya keras untuk bisa mempertahankan lingkungan sosialnya yang membantunya mempertahankan kecakapan bahasa Inggris. Orang yang sudah menguasai bahasa Inggris namun tidak menggunakannya secara aktif, entah karena lingkungan sosialnya tidak mendukung atau dia kehilangan motivasi, akan kehilangan kemampuan itu dalam waktu sekitar 2 tahun.  Jadi, satu nilai plus lagi untuk mereka yang tetap bisa mempertahankan kemampuannya.

Yang terakhir, orang yang bisa berbahasa Inggris juga punya prospek karir lebih bagus daripada mereka yang tidak bisa berbahasa Inggris. Mereka ini bisa meniti tangga status sosial lebih tinggi karena mendapatkan pekerjaan yang gajinya lebih tinggi. Mereka juga lebih mudah menyandang gelar Master atau Doktor karena penguasaan bahasanya mendukungnya menguasai lebih banyak pengetahuan.

Jadi, apakah bahasa Inggris  masih dianggap sebagai “sekedar bahasa?” Keempat poin di atas membuktikan bahwa jawabannya jelas tidak.

 


Posted

in

by

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *