Masih pentingkah menulis di jaman semua bisa dilakukan dengan AI?
Pertanyaan di atas bisa dijawab dengan dua jawaban, yaitu ya atau tidak. Setiap pertanyaan akan kita dalami lebih jauh.
Jika jawabnya adalah “ya, masih penting” maka tentu harus ada alasannya. Kenapa kegiatan menulis masih penting? Pertama, karena menulis bukan hanya membuat susunan abjad, frasa, dan kalimat di atas kertas atau di layar komputer, tapi juga kegiatan berpikir. Menulis membuat otak kita mengaktifkan lecutan-lecutan antar neuronnya supaya bisa mendapatkan gagasan dan merumuskan gagasan itu menjadi lebih tajam. Setelah gagasan matang, pikiran kembali berjalan untuk mendapatkan bukti dan dukungan terhadap gagasan-gagasan tersebut. Setelah dukungan argumen didapatkan, pikiran kembali bekerja untuk mengemasnya dalam kalimat. Begitu kalimat ditulis, kembali pikiran menggeliat untuk memastikan susunan kalimat yang baku dan bisa dipahami. Pada ujung penulisan, otak masih belum berhenti bekerja. Kali ini pikiran dipacu lagi untuk membaca keseluruhan isi, mengevaluasi hasilnya, membetulkan kesalahan dan memodifikasi beberapa bagian. Pendek kata, menulis membuat otak sehat karena, ibaratnya seorang atlit, dia terus berlatih sehingga otot-ototnya tidak layu dan gerakannya tetap sigap dan cepat.
Bagaimana jika jawabannya “tidak penting”? Ya, tentu saja ada argumen yang mendukung pendirian ini. Menulis tidak lagi penting karena kegiatan itu sudah bisa dilakukan oleh AI. Kita tinggal mengetikkan prompt atau perintah yang cukup jelas, dan AI akan bekerja dalam hitungan detik untuk menyajikan sepotong paragraf atau bahkan satu esai utuh. Lalu apa pekerjaan kita sebagai manusia? Ya kita tinggal membaca hasilnya dan memodifikasi beberapa bagian disana-sini supaya sesuai dengan keinginan kita. Lalu selesailah semuanya. Kita tinggal mengirimkan esai tersebut ke dosen, atau ke editor, atau ke atasan kita. Pekerjaan menulis yang dulu harus memakan waktu berjam-jam sekarang bisa tuntas hanya dalam hitungan menit.
Posting singkat ini tidak menggiring pembaca pada satu kesimpulan yang mendukung jawaban “ya” atau “tidak”. Pada akhirnya, terpulang kepada pembaca sikap mana yang sebaiknya diambil untuk mencapai tujuan kita dengan cara yang paling efisien, paling elegan, dan paling menguntungkan.
Leave a Reply